Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang membentang di jajaran pegunungan Bukit Barisan, taman nasional ini berada dalam lima (5) Kabupaten di Nanggroe Aceh Darussalam yaitu Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Tengah, Aceh Timur dan Aceh Singkil. Juga sebagian wilayahnya berada dalam naungan dua Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yaitu di Kabupaten Langkat dan Kabupaten Karo. Pegunungan ini mempunyai tiga puncak terkenal dengan puncak tertingginya adalah Puncak Tanpa Nama 3455m dpl, Puncak Loser 3404m dpl, dan puncak Leuser 3143m dpl. Masih ada satu puncak lagi yaitu puncak Karang Putih atau penduduk setempat menyebutnya dengan sebutan Pucuk Aceh.
Secara spesifik kawasan taman nasional ini terdiri dari Suaka Margasatwa (SM) Kluit 20.000ha, SM Gunung Leuser 416.500 ha, SM Kappi 142.800 ha, SM Langkat Selatan 82.985 ha, SM Sikundur 60.000 ha, Taman Wisata (TW) Lawe Gura 9.200 ha, TW Sikundur 18.500ha, dan hutan lindung dan hutan produksi terbatas seluas 292.707 ha. Dan pada perkembangannya kawasan yang menjadi prioritas pelestarian dan perlindungan berkembang menjadi sekitar 1.790.000 ha yang dikenal dengan kawasan Ekosisem Leuser yang terletak pada 3-4º LU dan 97-98º BT, yang meliputi 100 km sepanjang Pegunungan Bukit Barisan dan membentang dengan batas ketingian 0 – 3455m dari permungkaan laut. Dengan demikian ini menjadikan Taman Nasional Leuser merupakan taman nasional yang terbesar di Indonesia.
Dewasa ini ada dua rute pendakian menuju puncak Leuser yang pertama adalah dari utara tepatnya dari desa Kedah, ini adalah rute normal yang sering dipakai pendaki, dari desa Kedah ke puncak leuser membutuhkan waktu paling cepat 7 hari pendakian, sedangkan rute pendakian satu lagi dari arah selatan, rute ini jarang dipakai karena cukup jauh dan medannya lebih berat.
PERIJINAN
Perijinan harus di urus di Kedah, tapi biasanya bisa minta bantuan Guide untuk mengurusnya. Untuk pendakian gunung Leuser diharuskan untuk membawa Guide, dengan alasan faktor keamanan., persyaratan berupa surat jalan kepolisian daerah asal, dan organisasi asal serta Foto Copy KTP perlu disiapkan.
TRANSPORTASI
Medan - Kedah
Dari kota Medan naik mobil jenis L300 milik PO. Karsimana atau PO. BTN, kedua nya memiliki pool di jalan Bintang, jadwal keberangkatan tiap harinya adalah jam 19:00 WIB dan sampai di Kedah ke esokan harinya.
RUTE LEUSER
Desa Kedah
N3º 59’ 43.5” E97º 15’ 27.5”
1188 m dpl
Dusun Penosan, yang merupakan bagian dari desa Kedah adalah merupakan gerbang masuk menuju puncak Leuser, di dusun kecil ini jalur jalan setapak dimulai dari depan sebuah cottage , jalur jalan setapak menyusuri ladang kemudian turun kearah sungai kecil dan menyeberanginya, kemudian masuk ke hutan kawasan Sinebuk Green. Didaerah ini kita akan menemukan 4 buah bungalow (N3º 58’ 49.4’ E97º 15’ 13.4”) yang disewakan untuk umum. Dari sini kemudian jalur kembali masuk kehutan yang basah dan tanjakan cukup tajam, dan begitu keluar dari kawasan ini kita akan sampai disebuah bukit yang terbuka dan ditumbuhi rumput, lokasi ini dikenal dengan nama Tabaco Hut
Tabaco Hut
N3º 58’ 41.2’ E97º 14’ 35.1”
1621 m dpl
Tabacco hut ini dulu nya adalah sebuah areal perkebuanan teh namun telah dibakar dan dirusak selama terjadinya konflik Aceh silam. Disini terdapat sebuah pondok berbentuk panggung yang biasa dijadikan tempat beristirahat oleh para petani dan penggembala. Tabaco Hut bisa dijadikan lokasi bermalam bagi pendaki yang kemalaman sampai di kawasan ini. Dari sini jalan tidak begitu jelas karena tercampur dengan jejak kerbau, jalur pendakian berada agak kekanan kemudian masuk kembali kedalam hutan mendaki punggungan Gunung Puncak Angkasan. Jalur setapaknya jelas dan terjal, inilah etape yang menguras tenaga di medan pendakian Leuser. Setelah cukup lama bergulat dengan tenajakan terjal kita akan sampai di sebuah simpang yang dikenal dengan Pos Simpang Air.
Simpang Air
N3º 58’ 06.6” E97º 13’ 39.0”
2201 m dpl
Setelah cukup lama mendaki kita akan sampai disebuah simpang jalan, kekiri menuju Puncak Angkasan dan kekanan turun menuju dusun Ulni. Disini juga terdapat genangan sumber air namun berwarna coklat tapi bisa untuk diminum. Lokasi ini sering dijadikan tempat bermalam oleh pendaki. Arealnya cukup menampung tiga buah tenda. Dari sini jalan setapak menuju Pucuk Angkasan terus cukup jelas dan terus menanjak. Setelah cukup lama mendaki kemudian keadaan hutan akan cukup terbuka dan sampai pada sebauh dataran yang cukup luar yang dikenal dengan nama BIVAK 1
Bivak I
N3º 57’ 43.1’ E97º 13’ 10.3”
2740 m dpl
Bivak I ini merupakan sebuah dataran terbuka yang cukup luas bisa menampung sepuluh tenda kapasitas 3 orang, di lokasi ini terdapat sumber air berupa genangan air. Akan tetapi hanya ada airnya dimusim basah saja, jika musim kemarau tidak ada air disini. Jika para pendaki mulai mendaki dari Kedah pagi hari sekitar jam tujuh dan bergerak secara konstan maka akan bisa mencapai Bivak I ini pada sore hari sekitar jam enam. Dari lokasi ini jalan setapak masih terus menyusuri beberapa daerah punggungan yang terbuka dan sesekali harus menyelinap diantara rimbun dahan-dahan pohon. Setelah itu hingga sampai Puncak Angkasan kondisi medan pendakian akan terbuka jika cuaca cerah akan terlihat jelas Kuta Panjang dan desa Kedah.
Pucuk Angkasan
N3º 56’ 08.0” E97º 12’ 58.5”
2891 m dpl
Pucuk Angkasan adalah sebuah puncak gunung yang pertama kali harus dilewati oleh pendaki, dan dari Pucak Angkasan ini jika cuaca cerah para pendaki bisa melihat sosok puncak Leuser terlihat jauh membiru di arah selatan. Pucuk Angkasan ini juga sering dijadikan areal camp oleh para pendaki, agak terbuka dan cukup luas untuk empat sampai lima tenda, sumber air berada sedikit agak turun dari pucuk angkasan tepatnya disebuah padang rumput kecil yang banyak sekali ditumbuhi oleh kantong semar kecil-kecil aneka warna. Dari Pucuk Angkasan jalur setapak menurun melewati padang rumput kecil tadi dan terus melipiri pungguan dan kemudian menanjak terus melipiri punggungan dan sampai di pos berikutnya yaitu Kayu Manis I.
Kayu Manis I
N3º 56’ 24.6” E97º 12’ 22.1”
2828 m dpl
Kayu manis satu ini berupa sebauh dataran kecil yang bisa menampung dua tenda sedikit terbuka dan berada di gigiran sebuah jurang, dari sini puncak-puncak pegunungan Leuser jelas terlihat. Disini ada sumber air namun sumber air ini dimusim kemarau akan mongering. Dari sini perjalanan terus melipiri punggunan dan mananjak naik, kemdian turun dan kemudian sampai di Kayu Manis II.
Kayu Manis II
N3º 56’ 26.1” E97º 11’ 43.5”
2769 m dpl
Kayu Manis II ini lebih kecil dari kayu manis I dan biasanya dipakai pendaki untuk beristirahat sejenak karena letaknya yang tanggung antara Kayu Manis I dan Kayu manis II. Selepas kayu manis II ini jalan setapak kembali menurun dan kemudian menanjak cukup tajam menuju puncak Kayu Manis III.
Kayu Manis III
N3º 56’ 12.4” E97º 11’ 18.9”
2631 m dpl
Kayu Manis III berupa sebuah puncak bukit yang terbuka dan cukup luas menampung 5 tenda, sumber air tidak ditemukan di puncak ini. Pemandangan masih bisa lepas melihat puncak-puncak pegunungan Leuser. Dari sini kemudian jalan setapak menurun tajam kemudian memasuki hutan berlumut yang basah, dan pohon-pohon rubuh yang melintang di tengah jalan. Jalur trekk yang basah dan berhumus tebal terus menurun curam hingga sampai pada sebuah daerah lembah dan disini terdapat pos yang disebut dengan Pos Lintasan Badak.
Pos Lintasan Badak
N3º 55’ 31.5” E97º 10’ 58.9”
2348 m dpl
Pos ini berada di sebelah kiri jalan setapak, lahan terbuka dan cukup lebar untuk memuat tiga hingga emapt tenda. Di lokasi ini terdapat sumber air genangan hasil rembesan dari pepohonan sekitarnya, ini menyebabkan air nya berwarna coklat namun bisa untuk diminum, sebaiknya jangan diminum mentah. Kemudian jalur setapak dari pos ini kembali menuntun kita memasuki hutan yang dikenal dengan sebutan hutan Papanji, di hutan ini menurut informasi populasi Harimau Sumatera masih cukup banyak dan sering terlihat, ada baiknya para pendaki berjalan berkelompok sewaktu melewati hutan ini. Keadaan jalan setapaknya menanjak dan hutannya lembab, banyak ditumbuhi oleh rotan berduri. Keadaan seperti ini terus berlangsung hingga sampai di Pos Papanji
Pos Papanji
N3º 54’ 33.3” E97º 10’ 23.4”
2435 m dpl
Pos Papanji ini berada persis di jalan setapak di dalam rapatnya hutan Papanji, sebuah dataran tanah yang kecil dan hanya bisa menampung dua buah tenda. Di atas sedikit dari pos ini terdapat sebuah sumber genangan air. Sebaiknya mengambil air jangan diwaktu magrib dan pagi hari sekali karena menurut informasi jam-jam tersebut adalah jam nya Harimau Sumatera untuk minum. Dari pos Papanji ini jalur terus mendaki keadaan hutan masih rapat dan hingga sampai di derah puncak papanji jalan setapak berbelok kekiri dan kemudian melipiri punggungan menurun. Setelah melewati sebuah tanjakan tak lama kemudian sampai di sebuah padang rumput yang luas, jalan setepak terus membelah padang rumput ini yang banyak dijumpai aneka vegetasi yang beraneka ragam.
Pos Padang Rumput
N3º 53’ 41.7” E97º 08’ 40.9”
2405 m dpl
Pos Padang Rumput ini berada persis ditengah padang rumput dengan pemandangan pegunungan leuser dan lembah sungai alas. Cukup luas untuk mendirikan beberapa tenda, ada sumber air yang merupakan sebuah lubang yang sengaja di gali. Kemungkinan juga pada musim kemarau sumber air ini akan hilang. Dari Pos Padang rumput ini jalan setapak terus menurun menempuh padang rumput yang terbuka, kemudian turun menyeberangi sebuah sungai kecil dan kembali mendaki beberapa bukit yang terbuka dan akhirnya bertemu dengan sungai Alas. Sungai ini sangat berbahaya di musim hujan karena banjir bandangnya datang dengan tiba-tiba, jika terjadi banjir banding maka akan susah menyeberanginya, pendaki akan terpaksa harus menunggu sampai airnya surut. Setelah menyeberangi sungai Alas maka akan sampai di pos Camp Alas.
Pos Camp Alas.
N3º 53’ 02.4” E97º 08’ 01.7”
2292 m dpl
Pos Camp Alas ini cukup luas persis berada dipinggir atas sungai Alas, cukup luas dengan hamparan rumput. Sering dijadikan camp bermalam oleh para pendaki. Daerah terbuka dan memiliki pemandangan yang cukup menarik dan air yang melimpah ruah. Dari Camp Alas jalur trekk kemudian berbelok ke kiri menanjak naik mendaki sebuah punggungan yang tidak begitu curam, medan masih terbuka, hanya tanaman perdu cukup banyak di jumpai, dan kemudian sampai di Pos Kuta Panjang.
Pos Kuta Panjang
N3º 52’ 18.8” E97º 08’ 13.3”
2455 m dpl
Pos Kuta Panjang berada di atas sebuah bukit berumput dan terbuka. Cukup luas untuk menampung beberapa tenda. Sumber air terdapat di bebapa tempat berupa genangan air yang terkumpul. Namun dimusim kemarau tentu akan sulit menemukan air disini mengingat bentuk konturnya yang cukup tinggi. Dari Pos Kuta Panjang ini jalur trek kemudian turun dan berpindah ke punggungan di sebelah kirinya menelusuri hutan naik terus punggungan tersebut dan akhirnya sampai di pos Kolam Badak
Pos Kolam Badak
N3º 51’ 10.1” E97º 08’ 13.8”
2730 m dpl
Pos Kolam Badak ini berada disebuah lereng punggunan bukit, disini terdapat sebuah telaga kecil yang dipenuhi oleh lumut kuning di pinggirnya, akan tetapi air nya bisa diminum dan posisi lokasi mendirikan tenda berjarak 10 meter dari telanga, cukup untuk mendirikan tiga buah tenda. Dari pos Kolam Badak ini jalur trek terus mendaki terjal melewati punggungan dan tumbuhan perdu, hingga terus melipiri bagian atas punggungan tersebut kemudian turun ke sebuah dataran yang cukup luas yang ditumbuhi tumbuhan perdu yang dikenal dengan sebutan Pos Bivak III
Pos Bivak III
N3º 49’ 50.1” E97º 08’ 29.2”
2976 m dpl
Pos Bivak III ini sebuah dataran terbuka dengan tumbuhan perdu, areal campnya berupa permukaan tanah yang cukup datar dan bisa memuat tiga buah tenda, namun di daerah ini tidak ada sumber air. Kalaupun ada hanya berupa genangan air. Trek dari Pos Bivak III ini berlanjut mendatar terus melipiri bagian atas rangkaian pungguan tadi dibagian kakan curang cukup dalam dan dibagian kirinya lebih ladai setelah melewati beberapa punggungan akhirnya sampai di Pos Camp Putri
Pos Camp Putri
N3º 49’ 10.7” E97º 09’ 28.4”
2934 m dpl
Pos ini berada didaerah terbuka, dengan pemandangan yang lepas kearah puncak Tanpa Nama, Puncak Loser dan Puncak Leuser yang terlihat membiru didepan mata. Dengan beralaskan rumput mendirikan tenda di daerah ini sangat mengasyikan dengan pemandangan alam yang disuguhkan. Sumber air disini juga berupa genangan air yang hanya ada di musim basah. Dari Pos Camp Putri ini, jalur treknya menuruni lembah menyeberang naik ke punggungan gunung Bivak III yang merupakan awal dari jejeran punggungan Puncak Tanpa Nama., setelah melewati pununggunan gunung Bivak III akhirnya sampai di Pos Bivak Kaleng
Pos Bivak Kaleng
N3º 49’ 12.2” E97º 10’ 44.1”
2927 m dpl
Pos bivak kaleng ini merupakan sebuah dataran tanah yang terbuka dan tidak begitu rata, cukup untuk menampung tiga buah tenda, dahulu di daerah ini banyak ditemukan bekas kaleng-kaleng makanan tentara Belanda, dan hingga sekarang masih ada sebagian yang tersebar di pinggiran semak-semaknya. Sumber air tidak ada disini hanya jika musim basah bisa ditemukan air genangan di beberapa tempat di daerah ini. Jalur setapak dari Pos ini berlanjut kembali memasuki hutan perdu menanjak cukup tajam. Dan kembali menyusuri bagian atas punggungan yang terbuka dengan tumbuhan perdunya. Terus melipiri medan tersebut dan di kanan jalan jurang menganga dalam. Kemudian sampai di Pos Bivak Batu.
Pos Bivak Batu
N3º 48’ 38.5” E97º 11’ 31.9”
2947 m dpl
Pos Bivak Batu ini berada persis diatas sebuah punggungan yang bisa memandang lepas puncak loser yang menyembul dibalik bukit yang ada diseberang lokasi pos ini. Pos ini sangat terbuka dan berada diatas lembah, pemandangan sangat indah dari pos Bivak Batu ini, sumber air hanya ada dimusim basah saja. Dari pos ini jalan setapak turun menyeberangi lembah kembali memasuki hutan yang cukup lebat pada dasar lembah ada sebuah sungai kecil yang harus diseberangi. Setelah melewati beberapa padang rumput kecil maka kita akan sampai di Pos Simpang Tanpa Nama
Pos Simpang Tanpa Nama
N3º 47’ 13.3” E97º 11’ 55.0”
3197 m dpl
Pos Simpang Tanpa Nama ini adalah sebauh persimpangan jalan, jika belok kiri maka jalur setapak akan mengantarkan kita ke Puncak Tanpa Nama, lurus akan terus menuju Puncak Leuser. Lokasi pos ini merupakan areal terbuka yang ditumbuhi rumput, sumber air juga hanya berupa genangan yang di gali dan sudah pasti hanya ada airnya di musim basah saja. Dari Pos ini jalur setapak menuju Leuser terus mengikuti punggungan bukit dan akhirnya turun ke sebuah padang rumput luas yang dikenal dengan sebutan Lapangan Bola.
Pos Lapangan Bola
N3º 46’ 20.6” E97º 11’ 19.6”
3126 m dpl
Lapangan Bola ini seperti namanya merupakan padang rumput yang luas sekali melebihi besarnya lapangan bola, sedikit lembab dimusim panas tanahnya dan menjadi rawa dimusim basah. Lokasi mendirikan tenda ada di ujung lapangan ini berada sedikit tinggi dari lapangannya sehingga tanahnya jauh lebih kering dan keras, untuk sumber air ada tidak jauh dari lokasi camp, sebelah kanan padang rumput agak kebawah sedikit. Dari pos Lapangan Bola, jalur trek terus berlanjut melipiri gigiran punggungan dan kemudin menanjak naik kesebuah punggungan hingga sampai dipuncak punggungan tersebut kita akan bisa melihat sosok megah puncak Loaser terpampang di depan mata, lokasi ini disebut juga dengan Gerbang Loser. Dari sini jalur trek menurun tajam kelembah kaki punggungan puncak Loser dan kemudian menanjak terus kearah kanan dan membelok ke bagian kiri, jalan setapaknya sudah bercampur dengan batu-batu granit, kondisi ini terus hingga mencapai Puncak Loser.
Puncak Loser
N3º 45’ 23.3” E97º 10’ 24.6”
3404 m dpl
Kondisi puncak Loser cukup luas, ada tiang trianggulasi sekundernya dan di arah barat dari tiang ini ada sebuah cerukan yang sering dijadikan tempat mendirikan tenda oleh pendaki. Dipuncak Loser tidak ada sumber air kecuali dimusim basah. Dari puncak ini kita bebas memandang kesegala arah termasuk puncak Leuser yang terlihat tegak berdiri di arah Barat Daya. Dari puncak ini jalur menuju puncak Leuser turun kearah selatan terus melipiri punggungan yang jurangnya curam disebelah kanan. Setelah melipiri jurang kemudian turun kelembah yang memisahkan punggungan puncak Leuser dengan bagian bukit dari punggungan puncak Loser.
Puncak Leuser
N3º 44’ 29.4” E97º 09’ 17.8”
3143 m dpl
Puncak Leuser tidak terlalu luas, tidak ada tiang trianggulasi di puncak ini. Puncak yang menempati urutan ketiga tertinggi di kawasan pegunungan Leuser ini lebih popular dari pada puncak tertinggi pegunungan ini yaitu puncak Tanpa Nama. Jika cuaca cerah kita bisa melihat dengan jelas hamparan pegunungan Leuser ini dan sayup-sayup diarah Barat tampak pantai barat Aceh dengan kota-kota pelabuhannya.
TEMPAT MENARIK
Di pegunungan hampir seluruh pemandangan di pegunungan ini sangat menarik dan alami, selain itu banyak ditemukan vegetasi yang menarik sekali salah satunya adalah tumbuhan Kantong Semar yang beraneka species, beraneka warna, bentuk dan ukuran. Selain pemandangan dan vegetasi yang unik, serta hutan yang perawan, dikawasan pegunungan ini kita juga bisa menemukan sebuah telaga kecil yang terletak di kaki puncak Leuser, telaga berair bening ini terlihat tenang dan dalam. Letaknya tersembunyi dari jalan setapak, sangat indah dan hening. Cocok untuk tempat beristirahat setelah perjuangan mencapai puncak Leuser.